Anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah waktu anak anak sedang aktif-aktifnya beraktifitas, mulai dari bermain hingga melakukan hobi sehingga rentan mengalami cedera/ luka. Luka dapat menyebabkan infeksi apabila tidak ditangani dengan benar. Sehingga perawatan luka sejak awal secara tepat harus dilakukan. Namun anak SD belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam hal perawatan luka.

Beberapa jenis cedera yang sering dialami oleh anak usia sekolah adalah luka memar, lecer, terkilir, luka robek serta luka bakar. Luka yang dialami ini sering tidak mendapatkan perawatan pertama yang tepat. Anak sekolah cenderung membiarkan saja luka tanpa mengobatinya,  mengobati namun tidak cuci tangan sebelum merawat luka, dan mengoleskan pasta gigi pada luka akibat tersiram air panas atau minyak panas. Pengetahuan dan tindakan yang kurang tepat dalam memberikan perawatan luka dapat menyebabkan penyembuhan luka terganggu atau bahkan menyebabkan terjadinya infeksi.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan merubah sikap menjadi positif dan meningkatkan keterampilan rawat luka pada anak usia sekolah dasar dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan.

Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Universitas dr. Soebandi angkatan 2022/2023 yang dibimbing oleh dosen Ilmu Keperawatan Ns. Zidni Nuris Yuhbaba, S.Kep., M.Kep telah sukses melaksanakan salah satu program kerja stase komunitas di lingkup sekolah yakni pendidikan kesehatan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Jember tentang “5 Langkah Penanganan Luka di sekolah” dan “Perilaku Hidup Bersih Sehat di Sekolah”.

Sasaran pendidikan kesehatan adalah siswa/i kelas 5 dikarenakan pada siswa/i kelas 5 pengalaman motorik dan emosional sudah mulai berkembang yang diharapkan ilmu yang sudah diterima dari hasil pendidikan kesehatan ini dapat diturunkan ke adik kelasnya.

Siswa/i peserta pelatihan sangat berantusias selama kegitan. Terdapat beberapa sesi dalam kegiatan tsb, pertama siswa dilakukan pretest untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kemampuan tentang perawatan luka, kemudian disesi kedua dilakukan pemaparan materi, sesi ketiga demontrasi perawatan luka, kemudian dilanjutkan dengan sesi roleplay dan posttest untuk evaluasi kemampuan siswa setelah mendapatkan pelatihan. Siswa/i sangat aktif dan kontributif selama kegiatan, terutama saat sesi role play dimana siswa diajak bersama sama mempraktikkan perawatan luka secara langsung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *